Kamis, 23 April 2009

Makalah Leadership

GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER PROYEK DI SURABAYA

Gaya Kepemimpinan yang Diinginkan (Preferred Leadership Style)
Hasil analisa gaya kepemimpinan yang diinginkan menurut Fiedler didapatkan bahwa nilai rata-rata LPC menejer proyek konstruksi di Surabaya adalah 63.696, yang berarti berorientasi pada tugas (task oriented). Tetapi hasil ini tidak bisa dijadikan kesimpulan yang mutlak bahwa menejer proyek di Surabaya berorientasi pada tugas karena jika dilihat dari distribusi jumlah respondennya yang hampir sama terbagi merata pada gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan berorientasi pada hubungan, begitu pula dilihat dari distribusi dari masing-masing kelas kontraktornya, hanya pada kelas besar saja yang mutlak menejer proyek berorientasi pada tugassedangkan untuk kelas menegah dan kecil juga terbagi merata pada gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan berorientasi pada hubungan. Sedangkan jika dilihat dari lamanya mereka bekerja dapat disimpulkan bahwa menejer konstruksi yang bekerja < 10 tahun lebih berorientasi pada hubungan (relationship-oriented) dan menejer proyek konstruksi yang bekerja > 10 tahun lebih berorientasi pada tugas (task-oriented). Hal ini mungkin terjadi karena bila dilihat dari latar belakang pendidikannya maka untuk menejer proyek yang memiliki pengalaman > 10 tahun sebagian besar adalah lulusan di era orde baru yaitu dengan kenyataan bahwa pada masa tersebut banyak pegawai/bawahan berorientasi kearah atasan, sedangkan untuk menejer proyek yang memiliki pengalaman < 10 tahun sebagian besar adalah lulusan di era reformasi sehingga banyak pegawai/bawahan dan atasan sudah mau berkomunikasi, bertukar pikiran dalam mengambil keputusan.
Dengan mengetahui nilai rata-rata LPC dan distribusi frekuensi gaya kepemimpinan yang diinginkan secara umum dan berdasarkan pengalaman kerja ini, maka tiap perusahaan konstruksi khususnya yang berada di Surabaya dapat mulai mempertimbangkan apakah menejer yang ada telah sesuai dengan situasi/kondisi perusahaan mereka dan apakah sudah siap untuk bekerja sama atau bersaing dengan perusahaan asing jika sistem perdagangan bebas pada tahun 2003 ini diterapkan.

Gaya Kepemimpinan yang Dipakai (Actual Leadership Style)
Hasil analisa gaya kepemimpinan yang dipakai oleh menejer proyek konstruksi di Surabaya (primary style) menurut Hersey-Blanchard dari penelitian ini umumnya adalahmemakai gaya yang menjajakan (selling), sedangkan gaya kepemimpinan lainnya yang masih sering digunakan adalah gaya mengikutsertakan(participating).
Hasil analisa keefektifan kedua gaya ini secara keseluruhan dapat dikatakan efektif, terlihat dari nilai total keefektifannya untuk 12 situasi bagi seluruh responden yang bernilai positif. Namun dari analisa keefektifan untuk tiap-tiap situasi didapatkan bahwa menejer proyek konstruksi di Surabaya lidak pernah mcmakai gaya kcpcmimpinan yang mcnclclcgasikan.

Hubungan Antara Gaya yang Diinginkan dan Gaya yang Dipakai
Dari penelitian ini secara umum didapatkan bahwa gaya menjajakan{tinggi tugas-tinggi hubungan) yang dipakai oleh menejer proyek konstruksi di Surabaya telah sesuai dengan gaya kepemimpinan yang diinginkan yaitu berorientasi pada tugas dan berorientasi pada hubungan. Dan jika dilihat dari nilai budaya Indonesia mengenai hubungan manusia dengan sesamanya yang memiliki konsep sama-rata-sama-rasa yang berusaha atau menginginkan terus menerus untuk memelihara hubungan yang baik dengan sesamanya, maka gaya mengikutsertakan (participating) yang masih sering dipakai oleh menejer proyelc
konstruksi di Surabaya juga telah sesuai.

Saran
Dari hasil penelitian ini, Menejer Proyek (PM) yang akan bekerja di Surabaya dapat memakai gaya menjajakan (selling) atau mengikutsertakan(participating) tetapi juga sebaiknya mencoba memakai gaya memberitahukan(telling) atau mendelegasikan (delegating. Namun apabila seorang Menejer Proyek (PM) ingin bekerja dengan baik dalam kondisi/situasi apapun, maka sebaiknya terlebih dahulu mengidentifikasi karakter dari bawahan dan situasi yang sedang dihadapinya. Dengan mengetahui karakter
bawahan dan situasi yang sedang dihadapi, seorang PM dapat menentukan gaya apa yang paling sesuai/efektif untuk dipakai agar kinerja bawahan baik (bawahan termotivasi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar